POSTPHX – Di tengah kisah-kisah rakyat Nusantara yang kaya, legenda Wewe Gombel seringkali menjadi cerita yang menggigilkan tulang. Wewe Gombel digambarkan sebagai makhluk gaib yang menyeramkan dengan penampilan yang mengerikan, dikatakan menghuni daerah tertentu dan menargetkan anak-anak yang tersisih. Malam ini, kita akan menyelami sebuah cerita horor yang terinspirasi dari mitos Wewe Gombel.

Cerita:
Kabut tipis mulai turun di kampung Randusari saat matahari terbenam, menambah kesan mistis pada kampung kecil yang terletak di tepi hutan Jawa itu. Desas-desus tentang Wewe Gombel, hantu penyerap anak-anak, kembali mencuat setelah beberapa hari ini anak-anak mulai ketakutan tanpa sebab yang jelas.

Siti, seorang gadis kecil berusia delapan tahun, sering mendengar cerita tentang Wewe Gombel dari neneknya. Ia diberitahu untuk selalu pulang sebelum senja dan tidak pernah bermain terlalu jauh dari rumah. Namun, keingintahuan anak kecil seringkali mengalahkan rasa takut, dan pada suatu senja, Siti terlambat pulang karena terlalu asyik bermain di pinggir hutan dengan kawan-kawannya.

Ketika langit mulai gelap, Siti berlari sekuat tenaga menuju rumahnya. Hutan di sisi jalan yang biasanya terasa ramah pada siang hari, kini terasa asing dan menakutkan. Angin malam yang berhembus membawa suara bisikan yang membuat bulu kuduknya berdiri. Detak jantungnya bertambah cepat saat ia mendengar suara langkah mengikuti dari belakang.

Tiba-tiba, di balik semak belukar, muncul sosok tinggi besar dengan rambut panjang acak-acakan menutupi wajahnya. Siti berhenti, napasnya tersengal, matanya terbelalak ketakutan. Ia ingin berteriak, tetapi suaranya tercekat di kerongkongan. Sosok itu mengulurkan tangan yang panjang dan kering, dengan kuku-kuku yang tajam dan melengkung. Seketika, bayangan hitam menyelimuti Siti, dan hanya terdengar tangisannya yang lirih di tengah kesunyian malam.

Esok harinya, desa Randusari digemparkan dengan kehilangan Siti. Pencarian pun dimulai, namun tidak ada jejak yang bisa ditemukan. Beberapa orang tua desa yang percaya pada kisah lama mulai berbisik, meyakini bahwa Wewe Gombel telah mengambil Siti.

Minggu-minggu berlalu, dan desas-desus tentang teror Wewe Gombel semakin menjadi-jadi. Anak-anak tidak lagi berani bermain setelah magrib, dan orang tua mereka mengikatkan benda-benda suci di pintu dan jendela, berharap bisa melindungi yang tercinta dari genggaman Wewe Gombel.

Penutup:
Cerita tentang Siti dan Wewe Gombel menjadi legenda baru di kampung Randusari, mengingatkan setiap orang untuk selalu waspada terhadap kehadiran yang tidak terlihat. Kisah ini menjadi bukti bahwa, terkadang, rasa takut yang diajarkan dari generasi ke generasi memiliki akar yang dalam dalam realitas kehidupan kita. Sebuah cerita yang lahir dari mitos, memberikan pelajaran untuk tidak hanya menjaga anak-anak dari bahaya di dunia nyata, tetapi juga dari teror yang mungkin bersembunyi dalam bayang-bayang malam.