POSTPHX – Konflik antara Jepang dan China memiliki akar yang mendalam dan kompleks, berkembang dari persaingan historis menjadi pertikaian modern atas kekuasaan dan pengaruh. Artikel ini akan menjelaskan secara singkat asal-usul dan bentuk konflik saat ini antara kedua negara Asia Timur tersebut.

Sejarah Konflik:

Hubungan Sino-Jepang telah diwarnai oleh konflik dan persaingan selama berabad-abad. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Jepang, yang sedang dalam proses modernisasi dan ekspansi, berulang kali bertabrakan dengan kepentingan China. Konflik ini mencapai puncaknya dengan peristiwa seperti Perang Sino-Jepang Pertama (1894-1895) dan kedua (1937-1945), yang terakhir menyertakan insiden kejam seperti Pembantaian Nanking.

Isu-isu Teritorial:

Konflik teritorial telah menjadi titik panas utama dalam hubungan kedua negara. Persaingan atas kepemilikan Kepulauan Senkaku/Diaoyu di Laut China Timur, yang diklaim oleh kedua negara, telah memicu ketegangan diplomatik dan militer. Penemuan potensi sumber daya alam di wilayah tersebut hanya meningkatkan taruhannya.

Perbedaan Ideologi dan Politik:

Setelah Perang Dunia II, perbedaan ideologi menjadi faktor penting dalam hubungan Sino-Jepang. Munculnya Republik Rakyat China (RRC) yang komunis pada tahun 1949 dan sekutunya yang ketat dengan Uni Soviet selama Perang Dingin menempatkan China pada oposisi langsung dengan Jepang yang pro-Barat.

Memori Historis dan Nasionalisme:

Memori kolektif tentang penjajahan dan kekejaman perang oleh Jepang masih sangat hidup di China. Isu-isu seperti kurikulum sejarah Jepang, kunjungan politisi ke Kuil Yasukuni yang kontroversial, dan pernyataan publik tentang peristiwa sejarah telah memicu reaksi keras di China dan memperkuat sentimen nasionalis.

Perekonomian dan Persaingan Global:

Di era globalisasi, China dan Jepang adalah dua ekonomi terbesar Asia. Persaingan ekonomi ini terkadang menyebabkan gesekan, meskipun interdependensi ekonomi juga memaksa kerjasama. Isu-isu seperti perdagangan, investasi, dan kebijakan industri menjadi sumber kerja sama sekaligus kompetisi.

Penutup:

Hubungan antara Jepang dan China terus berkembang dalam konteks sejarah yang kaya dan sering konflik. Sementara kedua negara berusaha untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, masalah historis yang belum terselesaikan dan pertikaian teritorial terus menantang upaya mereka. Dalam menghadapi tantangan global yang baru, seperti perubahan iklim dan keamanan regional, kerjasama antara China dan Jepang menjadi semakin penting untuk masa depan yang damai dan makmur di Asia Timur.