POSTPHX – Sejarah kemerdekaan Malaysia merupakan perjalanan panjang penuh dinamika yang melibatkan pergulatan politik, diplomasi, dan semangat nasionalisme. Malaysia, yang dikenal sebagai Malaya pada masa pra-kemerdekaan, memperoleh kemerdekaannya dari penjajahan British pada tanggal 31 Agustus 1957. Berikut adalah garis besar dari sejarah kemerdekaan negara yang multietnis ini.

Penjajahan dan Resistensi Awal

Malaya dikuasai oleh Kerajaan Britania Raya pada abad ke-18 dan ke-19, selama era kolonialisme Eropa di Asia Tenggara. Selama Perang Dunia II, Malaya diduduki oleh Jepang, yang menggoyahkan kekuasaan kolonial Inggris namun juga membawa kesengsaraan baru bagi penduduk lokal. Kekalahan Jepang pada tahun 1945 tidak langsung berujung pada kemerdekaan Malaya; Inggris kembali menguasai dan menetapkan Union Malaya pada tahun 1946, yang ditentang keras oleh rakyat Malaya.

Gerakan Menuju Kemerdekaan

Resistensi terhadap penjajah Britania berujung pada pembentukan Partai Kemerdekaan Malaya (UMNO) pada tahun 1946 oleh Dato’ Onn Ja’afar. UMNO, bersama dengan partai-partai politik lainnya yang mewakili keanekaragaman etnis di Malaya, mulai mengadvokasi kemerdekaan. Gerakan nasionalis ini diperkuat oleh pemberontakan komunis yang dipimpin oleh Malayan National Liberation Army, yang berlangsung dari tahun 1948 hingga 1960, dikenal sebagai Darurat Malaya.

Konferensi London dan Perjanjian Kemerdekaan

Pada tahun 1955, pemilihan umum pertama diadakan, dan hasilnya memperlihatkan dukungan kuat untuk kemerdekaan. Tunku Abdul Rahman, yang menjadi perdana menteri pertama Malaya, memimpin delegasi negosiasi ke London untuk membahas proses kemerdekaan. Akhirnya, pada tanggal 8 Februari 1956, Perjanjian Kemerdekaan Malaya ditandatangani, menetapkan tanggal 31 Agustus 1957 sebagai hari kemerdekaan.

Proklamasi Kemerdekaan

Kemerdekaan Malaya diproklamasikan dengan meriah di Stadium Merdeka di Kuala Lumpur oleh Tunku Abdul Rahman. Pada tengah malam tanggal 30 Agustus, seremoni penurunan bendera Britania dan pengibaran bendera Malaya menandai berakhirnya penjajahan dan awal dari negara yang merdeka dan berdaulat.

Federasi Malaysia dan Tantangan Berikutnya

Perjalanan Malaysia tidak berakhir pada kemerdekaan. Tahun 1963, Malaya bersatu dengan koloni-koloni Britania di Borneo Utara (Sabah), Sarawak, dan Singapura untuk membentuk Federasi Malaysia. Namun, Singapura keluar dari federasi tersebut pada tahun 1965. Sejak itu, Malaysia telah menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal, termasuk konfrontasi dengan Indonesia dan pergolakan etnis, tetapi tetap bertahan sebagai negara yang beragam dan dinamis.

Kemerdekaan Malaysia adalah buah dari perjuangan kolektif yang melibatkan diplomasi, perundingan, dan semangat nasionalisme. Hari ini, Malaysia dikenal sebagai negara berkembang yang menghargai keanekaragaman budayanya, dengan sejarah kemerdekaan yang merupakan saksi penting dari transformasi koloni menjadi negara merdeka.