POSTPHX.COM – Pembebasan Irian Jaya, kini dikenal sebagai Papua, adalah salah satu babak penting dalam sejarah Republik Indonesia yang mencakup serangkaian proses diplomatik dan operasi militer. Perjuangan ini bertujuan untuk mengintegrasikan wilayah Papua ke dalam kedaulatan Indonesia pasca-proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Artikel ini akan mengulas langkah-langkah yang diambil oleh Indonesia dalam upaya pembebasan Irian Jaya dari administrasi kolonial Belanda hingga akhirnya menjadi bagian dari NKRI melalui proses yang dikenal sebagai Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

Diplomasi dan Operasi Militer:

  1. Awal Perjuangan:
    a. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Irian Jaya tetap di bawah pemerintahan kolonial Belanda.
    b. Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, menegaskan kedaulatan atas Irian Jaya dan memulai perjuangan diplomasi untuk mengembalikan wilayah tersebut.
  2. Diplomasi Internasional:
    a. Indonesia membawa masalah Irian Jaya ke forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk menekankan hak penentuan nasib sendiri bagi penduduk Irian Jaya.
    b. Diplomasi intensif dilakukan melalui negosiasi dengan Belanda dan melibatkan negara-negara lain serta organisasi internasional guna mendapatkan dukungan internasional.
  3. Operasi Militer:
    a. Paralel dengan upaya diplomasi, Indonesia juga mempersiapkan operasi militer untuk mengambil alih Irian Jaya.
    b. Operasi militer yang paling dikenal adalah Operasi Trikora yang diluncurkan pada tahun 1961, yang bertujuan untuk membebaskan Irian Jaya dari penjajahan.
  4. Fase-fase Kritis:
    a. Operasi Trikora menandai titik kritis yang memperkeras sikap Indonesia dalam menuntut pengembalian Irian Jaya.
    b. Peranan aktif dari negara-negara baru merdeka dan non-blok dalam mendukung posisi Indonesia ikut berkontribusi dalam mempertegas legitimasi tuntutan Indonesia atas Irian Jaya.

Penyelesaian melalui Pepera:

  1. Perjanjian New York 1962:
    a. Sebagai hasil dari tekanan internasional dan negosiasi yang panjang, Belanda dan Indonesia menandatangani Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962.
    b. Perjanjian tersebut mengatur penyerahan administrasi Irian Jaya dari Belanda ke PBB, dan kemudian ke Indonesia, dengan syarat penyelenggaraan Pepera.
  2. Penyelenggaraan Pepera:
    a. Pepera dilaksanakan pada tahun 1969, dengan pengawasan dari PBB, untuk menentukan apakah rakyat Irian Jaya ingin bergabung dengan Indonesia.
    b. Meskipun prosesnya kontroversial, hasil Pepera menunjukkan keinginan untuk bergabung dengan Indonesia, dan wilayah tersebut secara resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia.
  3. Implikasi Politik dan Historis:
    a. Proses pembebasan dan integrasi Irian Jaya memiliki dampak politik dan historis yang signifikan bagi Indonesia, mengukuhkan konsep wilayah kesatuan NKRI.
    b. Pembebasan Irian Jaya juga menjadi contoh interaksi antara diplomasi dan operasi militer dalam mencapai tujuan nasional.

Pembebasan Irian Jaya menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia yang menunjukkan perpaduan antara diplomasi dan kekuatan militer. Proses yang kompleks dan penuh tantangan ini menegaskan pentingnya penegakan kedaulatan dan integritas wilayah sebuah bangsa. Meskipun dipenuhi dengan kontroversi, integrasi Irian Jaya ke dalam NKRI telah membentuk fondasi yang kuat bagi keutuhan wilayah Indonesia hingga saat ini. Peristiwa ini terus menjadi bagian dari memori kolektif bangsa Indonesia dan membuka lembaran baru dalam pembangunan dan pembinaan wilayah di Papua.